MyHeart

Monolog Seorang Aku..

Kebelakangan ini Dunia dari perspektif mata Menyudah konklusi begini Dunia seolah tidak lagi indah Semacam ada paksa Untuk mendepan sejuta duga Semacam tidak ikhlas Macam api dalam sekam gitu Membara lalu membakar Entah lah sampai bila Rasa-rasa ini terasa Mungkin...

Pergi lah.. Pergi lah.. Pergi lah resah jauh-jauh Jangan datang lagi.. Seksa yang menjeruk rasa Berhari-hari.. Pedih.. Sangat pedih.. Menghukum emosi Menyeksa setangkai hati Tanpa henti Ini itu tak kena Mengikat langkah Terlalu berat hukum nya Hampir tidak...

Penantian mengikat waktu Apa daya ku Cuma menunggu Terus menunggu Bermusykil-musykil dalam kalbu Lantas bersungguh Bisik syaitan berseru Diusir jauh-jauh Belum pun sudah soaljawab berlagu Di mulia hari segala penghulu Berjawab tentu Ini bingkisan itu Dari sebutir...

Dingin subuh Membuai jiwa tersendu Dalam bahasa pilu Siapa tahu Apa yang bertamu Resah berlagu Nun jauh disudut kalbu Semakin kelabu Jalan tak ketemu Hari yang berlalu Mengusir tinggalan waktu Hampir ke destinasi itu. ® MyHeart - Disember 9, 20...

Arakian waktu pun berlalu Mekar la si rama-rama Dari jelek kepompong ulat Mengepak sayap menggapai bintang Demi menimba ilmu baru Di dalam belantara batu Yang indah seumpama syurga Syurga dunia ranum tafsir nya Bebas mencari bebas memilih Mungkinkah madu Mungkinkah...

Kami dan Dia serumpun Dari perut ibu yang sama Di tanah bertuah Kami dan Dia bercambah Dari dua kepada tiga Lalu menjadi suku-suku Tak terbilang banyaknya Tiga terbesar duduk bersama Di bawah payung janji setia Tika laungan merdeka Di kala penjajah akur melepas...

Kata mereka membuka aib perkara biasa Memang layak si polan dianiaya Kan si polan itu jahil juga Buruk laku tiada juga berbudi bahasa Mengalirlah laju segala ceritera Apa benar atau auta tiada dikisah Ke pelusuk buana Bahan halwa telinga suku sakat sekepala Tiadalah...

Nota biru biru biru Berlegar sekitar nafsu rakus mu Saban hari semenjak surut saku Wangian nya kian menusuk jauh ke dalam kalbu Menyesaki rongga-ronga akalmu Bila pula kan memenuhi kantung serakahmu Yang tidak pernah puas mengemis! Kerana nya apa pun sanggup kau...

Tangis langit langit menangis Membawa duka pasangan suka Bukan suka-suka Turun seribu rahmat Di luar batas akal insani Dari Ya Rabb Kadang tangis manja gerimis membuai Kadang rajuk hiba mendung sekadar melambai Kadang marah sekalian bah datang membadai Tangisnya...

Aneh makhluk ini Ke hadapan mundur Ke belakang tertinggal Bergaya meskipun papa Antara bijak paling bodoh Antara cantik paling hodoh Dia hidup dek puji Segera mati dek keji Iri hati teman sejati Mudah lupa perangai asli Kasihan mereka Belum bersatu sudah berpecah Retak...

Selang lama purnama berlalu Berganti musim seru menyeru Dari panas ke hujan Pagi ke petang Siang langsung bertirai malam Masih sepi si kerdil pena Di takluk kekang penguasa masa Apa terdaya Kudrat cuma satu Nafas juga satu Serasa tandus hamparan maya Di kunjung...

Arjuna ku... Saat jemari merenyam kekunci Minda tulus mengatur bahasa Selayak perlu untuk dimengerti Sesungguhnya aku tidak membenci Arjuna ku... Mana lagi harus ku cari Setulus budi berjuta kasih Seperti cinta yang dikau beri Walau sekoyan harta duniawi digalang-ganti Arjuna...

Fajar harum, bermula salam dalam udara yang mengkhusyukkan. Semuanya tiba terhampar dalam sepi bermusim sabar: Hati dan budi didakap tulus oleh solat, dalam gementar yang sentiasa syahdu. Dalam nafas jerih bulan paling jernih. Amalan puasa mencabar dan mengajar. Terlimpah...

Begitu keramat nama tersemat Menghimpun debar sejuta getar Hampir luluh dada digegar Tatkala berbisik dengar tak dengar Walau sepatah kata dilakar Hingga ke akhir terasa mekar Meski semadi jauh di lubuk dasar Masih mewangi si ungu mawar Dalam gering cari...

Di kanan sana meriah suasana Si polan katanya menjunjung amanah Menaung juang anak bangsa Ya la mahu meradak entiti durjana Ala proses menyuci mughallazah Biar bertapak nur suci pada tubuhnya Mengikut momentum perspektif tahap unta Haqiqi kebenaran itu telah nyata Biar...

Tiap detik berlalu Kadang dingin bak salju Kadang hangat membakar kalbu Kadang gemersik berlagu pilu Kadang ria mengusir waktu Kadang bertamu tanpa diseru Kadang tak diizin pergi berlalu Kadang termanggu Kadang tiada menentu Kadang kelabu Oh waktu! Aku pemburu Mahu...

Bebas lah terbang ke mana jua Randuk cabaran tanpa putus asa Kira jatuh bangun la semula Itu lah perjuangan hidup namanya Jangan disisih iman dijiwa Bawa bersama Ia bekal abadi kemana-mana Meski sedu-sedan mengilai di jiwa Usah gundah Jijiran duka datang...

Suluh berkilau memanah hati Walau celik tiada dapat mengenal pasti Bukan harus manikam dikenal jauhari Tapi topeng beraneka kini Disalut indah kemilau bercahaya Manakan tampak cacat dan cela Jika si buta, hati melihat Apa si celik, cukup mengerti Mengenal...

Gerbang ilmu lantang melaung seruan Menjemput mesra insan pilihan Memberi ruang menggenggam Segulung kertas jutaan nilai Bersama salutan wangian ilmu Menjadi nur suci Menerangi samar-samar lorong kehidupan Lalu memayungi kemartabatan Demikian cita tersimpan...

Kadang hari nan pantas Membuai sedar dari garis-garis waktu Dalam merentas titi sebuah kehidupan Untuk suatu saat lebih harmonis Lebih utuh kukuh seraya padu Namun ada kala Menggamit jua puing sisaan rindu Pada sesuatu yang berlalu Ya...bak kiambang...bertaut...

Tragedi menyayat jari Angkara degil menguasai Lelah berpesan seribu ingatan Usah dienteng waktu nya alam Ada hiqmah pada tutur orang lama Bukan kah lebih dahulu merasa Lalu disampai ceritera Buat cerminan di masa hadapan Berawas melangkah berpadah tutur bicara Demi...

Di antara sejuta kalimah Ada satu penuh makna Terkandung hiqmah Jua terselit duka Dalam lakaran potrait sejarah Seorang insaniah Merubah mukim hatinya Pada sesuatu lebih bermakna Bukan lagi kontang-kanting yang membinasa Melengkap sunnah umat Rasulullah Dia...

Tangisan pohon-pohon bergema lagi Dalam syahdu dia berbisik pada sang bayu Oh sampaikan salam musafir ku Pada semesta alam Aku mungkin hilang Dalam kamus kehidupan Lantera keramat ku kian pudar Mungkin sudah lelah memberi sinar Pada harapan kian terbakar Ah....siapa...

Kanan dan kiri aku berlari Mencari arah sinar nan pasti Menyuluh gelita di sanubari Kian bernaung dirumpun sepi Di ulit lirih menjadi-jadi Makin dibuang makin hampiri Cuba ku gapai biru nan tinggi Tiada sampai jari jemari Kaku tersenyum getus mencari Mana...

Ketika qalbumu tidak menjadi lidah, lidahmu pula enggan menjadi suara, apakah tugasmu masih satu ibadah atau ia sekadar, ya, sekadar kerja? Ketika janji manismu amat berdegah, nasib bangsa dijanji kemerlip permata; dikau tampaknya semakin bersilap mata— ekuiti...

Suara spekulatif itu gemersik lagi Sumbang nada-nada berbaur busuk juga Ah...mengapa si polan cukup bangga Menjajah sequal menyakitkan retina Katanya itu rahsia tapi punya agenda? Mengapa terketar-ketar kalimah pada bibirnya? Terbelalak tiap bebuli kanta...

Setenang nur suria di langit biru Mengiringi derap-derup langkah kerdil ku Merungkai sendu dibawa pergi puputan bayu Tercoret bingkisan indah membuai hati berlagu-lagu Menadah syukur bertalu-talu Pada nikmat pada kurnia dari Yang Satu Pundak gugusan beban Serasa...

Rindu ini bertamu lagi Menjalar pada kekosongan waktu Berbisik pada sang bayu Merayu pada purnama nan pilu Tunjukkan pada nya kala lebat bebuah rindu Yang memagari sangkar emas kasih ini Mungkin sinar terang sang mentari Tidak lagi dapat memperlihat tulus...

Dalam helaian jalur-jalur merah Yang berselirat jauh dilapis epirdemis Ada tercatit sebuah nama Bersama sehening kisah Derita bersemadi mencari bahagia Dibungkam kekelaman maya Indah mengalun kalam Dalam untaian tinta dusta Siapa sangka ia mencipta refleksi...

Ya..silakan pilih silakan beli Banyak murah jangan susah hati Ada gerenti kalau tiada puas dihati Wang mungkin tidak dikembali Tapi barang akan diganti Kasi servis kaw-kaw punya lagi Mau miss? mau cik? Mari mari... Tidak sepakat tidak dipersetujui MOU unfair...

Kabut menyapa lagi Mencuba synchronisasi dari hati ke minda Nyata wireless nya lemah Bluetooth nya menggusarkan jiwa Aduh...apa connection nya bermasalah? Atau kondisi hard disk nya lemah? Ah...barangkali trojan sudah lama diam menghuni Manakan tidak AVG anti-virus...

Tiada lagi yang tinggal selain melankolik nada-nada Bersama getusan bisu suara pujangga Tiada lagi mencorat-coret madah-madah Melakar awan-gemawan dihujung manis pena Yang rupanya hanya tinggalan sisa-sisa Sarat noda dihujung lidah Ah...Bukan baru tersangka Hanya...

Mentari pagi itu hilang dari sorotan bayang Kelabu dilindung kepul-kepul awan Seolah hilang dalam terang Tandus dalam kontang Pada bayang mendung nan menghitam Jerih menanti bila hujan kan datang lagi Menyimbahi jejak-jejak kasih Yang semakin luput dimamah...

Lirih hati nya melihat kanan dan kiriSaban hari tubuh nya dirabak tanpa simpatiSaban hari dia harus menelan racun suku sakat tanpa hentiAnak-anak cucu tidak lagi peduliPada tangis pada rintih yang akan memakan diriMereka buta kan mata pekak kan telingaKonon mahu...

Jika hari ini kau lupa Mari sini aku ingatkan Setajam lidah semanis kata Bukan mimpi tapi kenyataan Jika hari ini kau ria Jangan lupa esok mungkin duka Kan aku pernah kata hidup seumpama roda Bila-bila masa bertukar tip-top carta Jika hari ini engkau marah Mari...

Dalam kabut saujana senja Kita renung ufuk merah di kaki langit Bersama bisikan lesu puputan bayu Menelanjangi sekudus kenangan yang telah lama pergi Dalam hiruk pikuk bayangan waktu Gelincir tanpa mahu berhenti henti Kita masih terus memburu Pada indah warna-warna...

Sebelum menjelma Telah siaga terlakar di jiwa Tiada lupa tiada duka hanya ria Melihat seri indah purnama Oh hampir genap sudah menggapai usia Laksana mimpi si kunang-kunang menjadi nyata Yang dicinta lebih mengerti Yang disayang lebih sedari Apa diharap tiada...

Ku coret kan kata tak seindah bahasa Tidak terniat mencemar pusaka ibunda Cuma kehilangan keajaiban idea Buat disampai pada yang mengerti Apa tersirat di dalam hati Apa tertulis dalam puisi Indah di mata bukan di hati Harus kau kenali semahu pasti Usah kau buat...

Duhai pondok Diribaan mu aku pernah bersimpuh Mencoret angan dalam pintalan Benang-benang maya kasih Ku jadikan lembaran warkah agung Buat tatapan kalbu insan ku puja Biar terbit di dada-dada kaca Bersama wangian kuntum-kuntum mawar ungu Ungkapan manis menyelak...

Ada irama lebih gemersik Ada bunyi lebih puitis Ada aksi lebih romantis Ada senda loka lebih komedi Tanpa CD tanpa MP3 DVD atau MP4 Bisa terdengar di mana-mana Sebijik autoplayer Sofistikated ciptaan Tuhan Anugerah tiada tara Pada insaniah seantero wahana Sebagai...

Malam ini terasa nyaman menenangkan Di balik tirai sutera putih Aku duduk memasang angan Sambil termanggu menatap sinar rembulan Mengapa ada bayang-bayang Seumpama takjub tersenyum Melihat keasyikkan ku Menatap indah rembulan Nun bersemayam di singgahsana gemawan Terang...

Aku bukan lalang! Coba kau tanya pada mereka Jangan kau tanya terang terang Tanya selindung Cakap belakang Nah! Apa jawabnya?? Ya...Dia bukan lalang.. Ada kau lihat mata mereka Apa refleks anak matanya? Apa stimulasi gerak badannya? Jangan pula kau rabak pekung...

Bunga-bunga mu tak seindah mana Kadang merah jambu Kadang warna ungu Bak ungu lavender Tapi tidak memadai Menyaingi kejelitaan mawar ungu Kau tak kisah pun Kata mu hidup di dunia Bukan terletak pada cantik semata Itu kan hanya perhiasan dunia Kan rapuh jua...

Nun di hujung mata Ada sepasang tembok batu Tegak terpaku Teguh tanpa keliru Setia tanpa wasangka Tenang beralaskan rerumput kehijauan Tiada satu pun desah nafas terdengar Hanya lambaian syahdu Pohon pohon cempaka Cukup pasti memayungi Sekujur tubuh Yang telah lama...

Kala bibit bibit cinta berlabuh Di pelabuhan asmara Semerbak wangian Menyelubungi alam maya Secantik aurora menghiasi singgahsana Membuai lena bersama ilusi indah Mencetus inspirasi logika meneman jaga Tiadalah lekang seri di raut wajah Dek kebahagiaan...

Wangian cinta kian ranum Membasahi lubuk jiwa dua insan Kian subur Dengan pandangan nakal bebola mata Merona rona mekar dalam kalbu Selamanya... Tanpa dialas iman dan ilmu Seolah itulah bidadari Itulah bidadara Diperturun dari syurga Menjelma di pentas dunia Sebagai...

Cinta mu mekar Kala duri-duri ada di sisi Setia mu tak mati Kala airmata tak sudah mengunjungi Kian harum seharum kasturi Kian mekar berseri-seri Bak ungu mawar Yang sering ku puja puji Namun tak daya ku miliki Taman-taman mewangi ungu Kerna tak sampai tangan...

Ligat menari pena jelita Di lembar putih mulus menyulam tinta Intepretasi minda Intepretasi sanubari Cuba dilakar bait kata-kata Dizahir dalam puisi nan indah Bagai semilir angin Dingin dan tenang Bagai secerah awan Suci dan tulus Kadang tarian tidak segemersik...

Sinar ria sang mentari Seolah memberi cahaya Pada pondok usang yang kian lelah Kian susut dimamah usia Namun kadang bila mentari Merangkak-rangkak diputar masa Cahaya itu hilang Dari mulus bayang pondok usang Semenjak belantara batuan tegak berdiri di sisi...

Pages

Cari2 D' MyHeart

Puisi D' Best MyHeart...

Puisi2 MyHeart..

Potrait MyHeart...

Sekapur Sirih MyHeart..

Mawar Ungu MyHeart