Cari2 D' MyHeart

Loading

Pondok Usang Di Belantara Batuan...











Sinar ria sang mentari
Seolah memberi cahaya
Pada pondok usang yang kian lelah
Kian susut dimamah usia
Namun kadang bila mentari
Merangkak-rangkak diputar masa
Cahaya itu hilang
Dari mulus bayang pondok usang
Semenjak belantara batuan tegak berdiri di sisi

Hinggar binggar, hinggit binggit
Dari lorong-lorong di muka hadapan
Seumpama irama ironis dari radio usang
Saban hari berdendang tanpa mampu dibendung
Deruman enjin enjin ada lunak ada ganas
Bersatu bersama kepulan muntah putih dan hitam
Dari corong-corong ekzos
Lalu menjadi serpihan debu debu hitam
Mengoles hodoh
Pada kulit tubuh yang kian tua
Yang menunggu waktu di telan masa
Mujur kehijauan saki baki jambangan
Menjadi seri lestari pada wajah nan suram

Dan kala bulan di pagar bintang...
Seri mu bagai hilang dari pandangan
Kalimantang di sudut sisi telah lama mati
Tidak lagi menerangi seperti dahulu
Hati mu lirih memandang kanan dan kiri
Neon-neon mewah gemerlap memandikan cahaya
Pada batu batu nan seumpama tiang langit

Ah! saban hari ada saja mata melirik pada mu
Namun tiada satu pun kan tersenyum
Ada saja mencemuh-cemuh keusanganmu
Sinar pada mata mata itu
Ada terjemahan kebencian
Tergamak membayangkan
Teguh mu di sisi batuan mewah
Mencemar keindahan
Sedang dahulu engkaulah istana
Tempat bersemayam cucu cicit warisan

Kaki-kaki yang masih ampuh berdiri
Itulah kekuatan mu
Mengharungi ribut cacian
Oleh sang batuan yang bongkak
Mencapai gemawan
Di tengah belantara batuan
Sedang pada tapak sang batu itulah
Kau saksikan jerit tangis teman-teman
Raungan lolongan memohon kasihan
Aduhai hancur luluh pusaka berzaman
Diterobos rakus dibinasa raksasa moden

Hanya keluhan dan tangisan kecil
Bergema di ruang kandung mu
Melihat dajjal merebut haq
Yang bukan haq
Demi lautan nota biru
Itulah harga kemartabatan
Yang perlu dibayar anak cucu
Demi cerahnya masa depan yang kelabu
Oh!

Kau masih setia di situ
Meski teman-teman telah tiada
Meski hilai tawa anak-anak kecil
Tidak lagi bergema
Meski rajuk manja gurau senda ayahbonda
Telah lama berkubur
Kau masih juga di situ
Bersama kenangan pahit, indah dan manis...
Dilipatan utuh helaian sejarah.

Pondok usang di tengah belantara batuan
Lewat hari-hari mendatang
Kau akan terus gigih menghitung
Saat diri mu akan meraung-raung
Dalam keangkuhan waris
Mempertaruhkan warisan atau kemewahan?
Pondok usang atau nota biru??
Demi memenuhi pundak keserakahan
Bukan pondok usang tinggalan nenek moyang
Bukan! bukan!
bukan engkau yang lebih penting
Nota biru bermohor itu
Jauh lebih bernilai!!!

® MyHeart - Februari 10, 2011.

0 setulus hati dari teman-teman..: